Perusahaan PT.Hafa Kehilangan Mesin Pemecah Batu Akibat Disegel

 Perusahaan PT.Hafa Kehilangan Mesin Pemecah Batu Akibat Disegel

Mayarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) menyegel PT Hafa (Gambar:


Medialingkungan.com – Sekelompok warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) di lereng Gunung Merapi Desa Keningar, Kabupaten Magelang, telah melakukan penyegelan mesin pemecah batu yang dimiliki oleh perusahaan PT Hafa, karena telah dinilai merusak lingkungan kawasan hutan.

Koordinator aksi Y. Sugiyono, mengatakan mesin pemecah batu (stone crusher) tersebut telah beroperasi sejak setahun lalu. Sejak pengoperasian mesin tersebut, lingkungan di Desa Keningar menjadi rusak, salah satunya debit air menjadi berkurang.

Warga juga melakukan aksi tempel poster, yang bertuliskan Menambah parah kerusakan lingkungan Keningar, tutup pengoperasian stone crusher“, “Stone crusher harus segera dibongkar”, dan “Stone crusher ditutup warga”.

Poster tersebut kemudian ditempelkan warga di lokasi pengoperasian stone crusher di pinggir Sungai Senowo yang tidak jauh dari permukiman warga setempat.

Aksi yang dilakukan sejumlah forum masyarakat peduli lingkungan untuk menindaklanjuti surat edaran Bupati Magelang nomor 180/1504/03/2014 tentang penataan dan penertiban usaha penambangan di kawasan Merapi. Atas dasar itu, kami menyatakan bahwa pemakaian alat berat dalam penambangan galian C di wilayah desa kami harus dihentikan.

Tidak sampai disitu saja masyarakat berjanji Jika sampai tuntutan kami ini tidak juga dipenuhi, kami akan melakukan pengusiran paksa terhadap perusahaan yang tekait. Kami hanya minta stone crusher dibongkar dan pergi dari desa kami secepatnya.

Menanggapi hal itu, Pimpinan PT. Hafa untuk wilayah Desa Keningar, Tuhari, mengaku tidak pernah merusak lingkungan sama sekali. Bahkan kami telah berhasil menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga Desa Keningar dan mengurangi kemiskinan yang terjadi di desa Keningar.

“Kami tidak merusak lingkungan. Mana bukti kalaupun kami merusak lingkungan. Justru kami membuka lapangan pekerjaan untuk warga di sini. Saat ini ada 15 orang yang yang telah bekerja sama kami. Jadi kami tidak merusak lingkungan, tolong ditanyakan sendiri oleh 15 pekerja kami yang berasal dari daerah desa tersebut,” tambahnya.(AP)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *