Kekeringan Menyebabkan Sejumlah Petani di Majalengka Panen Dini

Ibu Nesti sedang memanen sawahnya meskipun kondisi padinya masih hijau di Kabupaten Majalengka, panen dini terpaksa dilakukan akibat sawah kekeringan, Minggu (06/07) (gambar:TatiPR)
Medialingkungan.com.- Akibat kekeringan di Desa Babakan dan Palasah Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, menyebabkan para peani harus melakukan panen dini.
Menurut keterangan sejumlah petani, penen dini terpaksa dilakukan karena kondisi bulir padi tidak sanggup terisi maksimal, meski dibiarkan hingga menguning, kondisinya tidak akan jauh berbeda. Hal ini ditengarai akibat tanah yang sudah mengering dan retak pada permukaannya sejak dua Mei lalu.
Akibat kekeringan ini ratusan hektare padi di Blok Sukamelang dan Palasah, tumbuh kecil, pendek dan sulit berkembang biak. Bahkan, sebagian areal ketinggiannya baru sekitar 30 cm, dan lainnya lagi baru berbunga.
“Kalau dibiarkan tidak dipanen hingga beberapa hari kedepanpun kondisi bulir padi tidak akan lebih baik, tetap kecil dan hampa. Makanya ya hijaupun kami panen saja,” ungkap Nesti.
Menurut mereka curah hujan di wilayah tersebut telah berhenti sejak beberapa bulan lalu, padahal di sebagian wilayah Majalengka lainnya terutama di bagian Selatan Majalengka curah hujan masih tetap ada.
Rumpun padi mmilik para petani menjadi tidak berkembang, gabah banyak yang kosong, dari satu rumpun yang jumlahnya 5 tangkai, paling yang bulir padinya bagus hanya dua hingga tiga tangkai saja. Bahkan beberapa petani di Desa Palasah terpaksa membabat sawahnya untuk pakan ternak sapi. Alsannya kondisi tanaman sudah tidak memungkinkan bisa tumbuh dan berbuah.
Hal serupa dinyatakan oleh Hati, petani yang berada tidak jauh dari sawah milik Nesti. Pasalnya, beragamnya dampak yang ditimbulkan dari kekeringan ini menyebabkan padi yang tumbuh menjadi tidak merata. Ia mengungkapkan, padi miliknya tumbuh tidak seragam, ada sudah mulai menguning, dan ada yang masih hijau tanpa buah, bahkan untuk sebagian areal sawah justru diserang oleh tikus.
“Karena kekeringan jadi pertumbuhan tanaman padipun tidak sama, ada yang sudah mulai menguning, ada yang berisi tapi masih hujau ada pula buah yang belum berisi, terlebih ketika baru tanam sebagian tanama diserang tikus jadi sebagian adalah tanam ulang, makanya ya tumbuhnya tidak sama, yang belum berisi kami biarkan tidak dipanen mudah-mudahan masih bisa tumbuh,” ungkap Hati. (MFA)