Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
Padi ‘Nuklir’ Sidenuk Mulai Dikembangkan Di Semarang

Kepala BATAN, Djarot S. Wisnubroto (empat dari kanan) dan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, W.P. Rusdiana (tengah), Melakukan Kegiatan Penyebaran Benih Padi Varietas Sidenuk di Kecamatan Mijen. (Gambar: BATAN)
Medialingkungan.com – Padi varietas Sidenuk mulai diterapkan para petani Kecamatan Mijen, Semarang. Penggunaan padi ini merupakan salah satu program kegiatan Promosi Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) Badan Tenaga Nuklir Naional (BATAN) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani melalui kegiatan penangkaran dan penyebaran benih padi varietas unggul.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, W.P. Rusdiana, penanaman varietas sidenuk dilakukan dengan sistem pertanian organik. Hal ini dikarenakan tanah di Kota Semarang unsur haranya sudah sangat berkurang akibat dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
“Khusus untuk padi organik ini panennya bisa maju dua minggu dan hasilnya melebihi dari yang memakai pupuk anorganik,” ujar Rusdiana, disela-sela Kegiatan PHLIN BATAN di Agro Cepoko Dinas Pertanian, Kota Semarang.
Varietas padi Sidenuk merupakan hasil inovasi yang menggunakan teknologi nuklir dan telah memperoleh sertifikasi dari Kementrian Pertanian. Selain produktivitasnya tinggi yang mencapai 8-9 ton/ha, masa tanamnya hanya 110 hari dan tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat serta rasa nasinya lebih pulen.
Marzuki menjelaskan bahwa hasil panen padi varietas sidenuk dengan full organik beberapa waktu lalu bisa mencapai hingga 7,1 ton/ha GKP (Gabah Kering Panen). Padahal menurut kebiasaan yang full organik itu tidak akan lebih dari 5 ton/ha GKP, tetapi dengan varietas Sidenuk bisa mencapai lebih dari itu. (Gede Tragya)