Manajemen Kawasan Konservasi Fahutan IPB Gelar Lokakarya Nasional

 Manajemen Kawasan Konservasi Fahutan IPB Gelar Lokakarya Nasional

Dr. Rinekso Soekmadi (Dekan Fahutan IPB) Sedang Memberikan Sambutan Bersama Diantaranya Beberapa Para Narasumber Lokakarya di Ruang Sidang Silva, Fahutan IPB. (Gambar: Iswanto)


Medialingkungan.com – Divisi Manajemen Kawasan Konservasi (MKK), Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar lokakarya nasional bertema ‘Adi-Praktis Manajemen Kawasan Konservasi di Indonesia’. Acara ini diselenggarakan di Ruang Sidang  Silva (RSS) Fahutan IPB, Senin (13/10/17).

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa sebagaimana diketahui bahwa teori-teori yang mendasari praktik kebijakan, kelembagaan dan manajemen adalah Lay-theory, bukan Academical theory.

“Lay-theories adalah teori-teori yang dikembangkan dari pengalaman terbaik atau sering kita sebut best practices (adi-praktis). Adi-praktis ini juga penting sebagai media pembelajaran khususnya bagi mahasiswa,” jelas Prof. Sambas.

Dalam lokakarya ini beberapa narasumber yang ahli dibidangnya hadir diantaranya Ir. Adi Susmianto, M.Sc; Dr. Budi Riyanto; Ir. Waldemar Hasilohan, M.Si; dan Nunu Anugrah, S.Hut, M.Sc.

Selain itu turut hadir sebagai narasumber perwakilan Taman Nasional (TN) oleh Dr. Ir. Novianto Bambang Wawandono (TN. Gunung Gede Pangrango); Dr. U. Mamat Rahmat, S.Hut, MP (TN. Ujung Kulon); Ir. Padmo Wiyoso (TN. Gunung Ciremai); Ir. Indra Arinal (TN. Baluran); dan Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, M.Si (TN. Bromo Tengger Semeru).

Sebagai salah satu adi-praktis, Ir. Adi Susmianto, M.Sc mengakui bahwa, praktik pengelolaan kawasan konservasi tidak sepenuhnya didasarkan pada hasil-hasil penelitian ilmiah (sciences based).

“Namun, benar-benar didasarkan pada permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi dilapangan, baik itu terkait aturan, prosedur, maupun teknik pengelolaannya,” lanjut Adi Susmianto.

Selain itu, Dr. Budi Riyanto, SH, M.Si menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan adalah mutlak segera dilakukan dan memposiskan masyarakat sekitar hutan sebagai subyek dalam pembangunan kehutanan. (Iswanto)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *