Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
NU Gelar Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana Di Wajo
Medialingkungan.com – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) bekerja sama dengan Departmen of Foreign and Trade (DFAT) Australia melakukan pelatihan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Participatory Disaster Risk Assessment (PDRA) untuk masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana di di Gedung PKK, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Pelatihan ini berlangsung selama empat hari, mulai 2 September 2016 sampai 5 September 2016.
Pelatihan yang ini diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari berbagai institusi, diantaranya LPBI NU Kabupaten Wajo, Banom NU, BPBD, PMI, tokoh masyarakat, PKK, LSM kebencanaan/lingkungan, tokoh pemuda/karang taruna, lembaga pendidikan/guru, dan pelaku usaha kecil & menengah. Mayoritas peserta merupakan masyarakat Desa Salomenraeng.
Desa Salomenraleng dipilih sebagai lokasi praktek pelatihan dengan pertimbangan bahwa desa ini memiliki risiko tinggi terjadi bencana banjir. Hampir setiap tahun di Desa Salomenraleng terjadi banjir akibat luapan air dari Danau Tempe. Danau tempe mengalami sedimentasi 5-7 cm setiap tahun, dan menjadi potensi ancaman banjir terutama saat musim hujan.
Menurut Kepala Pelaksanan Harian BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Wajo, Drs. H. Alamsyah, M.Si. dalam sambutannya bahwa potensi kejadian bencana di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkataan. Dalam kurun waktu 2012-2015, terjadi angin putting beliung 396 kali, banjir 289 kali, longsor 240 kali, dan erupsi gunung berapi 5 kali. Di Kabupaten Wajo, pada tahun 2016, sudah terjadi 3 kali banjir, yaitu pada Bulan Februari, Mei dan Juni.
“Rangkaian bencana yang terjadi seharusnya tidak membuat putus asa, tetapi justru menggerakkan berbagai pihak terkait bencana di Kabupaten Wajo merumuskan solusi untuk menanggulangi bencana melalui pendekatan pengurangan risiko bencana,” ujarnya.
Dalam Pelatihan PRB dan PDRA ini sedikitnya akan dibahas 7 materi, meliputi: Konsep dasar manajemen risiko bencana; Kebijakan dan sistem Penanggulangan Bencana; Daur bencana dan tahapan dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; Kajian risiko partisipatif dan pengorganisian komunitas; Kajian Analisis Bencana (Ancaman, Kerentanan, Kapasitas, dan Risiko Bencana) dan Tindakan PRB; Pendekatan Kajian/Analisis Pengurangan Risiko Bencana dengan Teknik Participatory Disaster Risk Assessment (PDRA); dan Menakar risiko bencana partisipatif.
“Dengan adanya pelatihan PRB dan PDRA ini, mudah-mudahan dapat menambah wasasan dan melahirkan tindakan reaksi yang akan dijadikan isu sentral penyusunan pembangunan daerah, baik di tingkat desa maupun tingkat kabupaten/kota. BPBD Kabupaten Wajo sangat mengapresiasi dan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Diharapkan rekomendasi dari pelatihan ini dapat disampaikan kepada BPBD untuk dijadikan bahan Penyusunan Penyelenggaraan PB,” tambahnya.
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang konsep dan pengertian dasar penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana, dan mampu menjelaskan upaya PRB secara komprehensif. Serta diharapkan pula peserta mampu menyusun kajian risiko bencana dengan teknik PDRA dan memiliki kemampuan dasar dalam menyusun rencana aksi pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. (Muchlas Dharmawan)