Akibat Banjir, Warga Aceh Krisis Listrik dan Air Bersih

 Akibat Banjir, Warga Aceh Krisis Listrik dan Air Bersih

Banjir yang Terjadi Di Aceh Menyebabkan Listrik Padam (Gambar: beritasatu)


Medialingkungan.com – Banjir besar yang melanda Desa Teungoh Geuntut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh, Minggu (9/11), kini air itu surut. Namun di satu sisi, banjir menyisakan masalah bagi warga Aceh. Pasalnya, kini warga mengalami krisis listrik dan air bersih.

Warga tetap melakukan aktivitas walaupun mengalami krisis listrik dan air bersih – fasilitas jaringan seperti tiang beton dan kabel di kawasan setempat roboh serta putus diterjang banjir dan longsor. Untuk menerangi rumah, korban banjir hanya bisa menggunakan lilin dan lampu teplok berbahan bakar minyak tanah. Ironisnya, minyak tanah sangat langka karena pemerintah telah mengalihkan bahan bakar tersebut ke gas elpiji.

“Kami seperti kembali ke zaman silam seratus tahun lalu” kata Andullah, seorang korban banjir, kepada Media Indonesia.

Warga pun tak bisa meneguk air bersih. Sebab, jaringan air bersih di Desa Teungoh Geuntut juga hancur akibat hantaman air pada akhir pekan lalu. Fasilitas air bersih yang bersumber dari mata air di lereng pegunungan hancur berantakan, sekitar 150 meter pipa jaringan air bersih di desa itu hancur.

Untuk menutupi kebutuhan air bersih, mereka harus mengangkut sejauh 2 kilometer dari permukiman. Ditambah lagi kerusakan sanitasi dan tempat buang air besar. Sehingga sebagian mereka buang hajat sembarangan.

Namun, warga masih tetap bertahan walaupun kondisi begitu memperihatinkan. Mereka berharap pemerintah dan donatur bersedia membantu, di antaranya PT PLN diminta segera memperbaiki kembali jaringan listrik. Kemudian jaringan air bersih secepat mungkin berfungsi kembali.

Sementara itu, Petugas lapangan Cut Yanti dari badan kemanusiaan setempat mengungkapkan di daerah Nagan Raya terdapat pengungsi lebih 7000 Kepala Keluarga (KK), Aceh Besar 5KK, Aceh Barat 11 ribu KK, dan Aceh Jaya sekitar 23 ribu warga.

“Edukasi masyarakat tentang kesadaran penanggulangan bencana. Perlu publikasi dan sosialisasi komprehensif wilayah rawan bencana di Aceh dan perlu kesiagaan (petugas). Ujung tombak penanganan penanggulangan bencana Kabupaten Kota, agar Kabupaten Kota menyiapkan dana “on call”, dana yang dipersiapkan khusus dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” kata Anggota Parlemen Aceh, Bardan Sahidi.

Sahidi menekankan perlunya Kabupaten Kota memperkuat kesiap siagaan petugas, melengkapi peralatan dalam menghadapi fase mitigasi dan  kedaruratan saat bencana dan penanganan pascabencana. (PK)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *