Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
Gunung Berapi Kembali Semburkan Debu Vulkanik Hingga Radius 5 km
Medialingkungan.com – Puncak Gunung Berapi kembali mengeluarkan hembusan yang disertai suara gemuruh. Sejumlah daerah di sisi barat gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY itu mengalami hujan pasir dan abu vulkanik.
Petugas Pos Pengawasan Gunung Merapi di Jrakah, Boyolali, Alzwar mengatakan suara gemuruh yang muncul di puncak Gunung Merapi terjadi sekitar pukul 04.25 WIB. Setelah terdengar suara gemuruh, kemudian terlihat pijaran api ke arah barat.
“Dari Pos Jarak terlihat pijaran api ke arah hulu Sungai Senowo. Sedangkan estimasi kepulan asap tidak bisa terlihat karena tertutup kabut,” kata dia saat dihubungi melalui telepon, Mingggu, 20 April 2014.
Sampai saat berita ini dimuat, petugas mengaku masih sangat sulit melakukan pemantauan visual terhadap aktivitas gunung berapi dsebabkan karena kabut telab yang menyelimuti gunung tersebut.
Meskipun satuan petugas masih menetapkan sebagai level aktif-normal, namun sejauh ini, warga sekitar gunung masih diungsikan dengan radius 5 km dari puncak gunung berapi untuk menghindari dampak hembusan yang disertai luncuran pijar.
Seperti dikemukakan para pakar medis, material vulkanik dari letusan gunung berapi, terutama yang berupa debu vulkanik, berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Khususnya gangguan pada sistem pernafasan.
debu vulkanik yang disertai hawa panas dapat membawa debu piroklastik dengan permukaan tidak teratur dan cenderung tajam. Gangguan akibat debu piroklastik ini bisa menyebabkan kematian, karena luka pada saluran pernapasan.
ISPA paling banyak dialami warga korban erupsi. Ganguan ini terutama menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lebih lemah. Selain itu, menurunnya sistem imun karena kurangnya waktu istirahat anak-anak. Gangguan kesehatan lain yang juga banyak dikeluhkan adalah gangguan lambung, sakit kepala, pusing, serta demam.
tim medis menhyarakan menyarankan pengungsi untuk selalu menggunakan masker demi menghindari masuknya debu vulkanik ke saluran pernapasan.(MFA)