Musisi Indie Sulsel Angkat Bicara Mengenai Hiruk Pikuk Persoalan Lingkungan

 Musisi Indie Sulsel Angkat Bicara Mengenai Hiruk Pikuk Persoalan Lingkungan

Ilustrasi (Sumber: Pixabay)


Medialingkungan.com – Bertepatan dengan Hari Musik Nasional, pada Selasa, (9/3/20) kemarin, beberapa pegiat musik di Sulawesi Selatan berbicara soal hiruk pikuk lingkungan. Beberapa musisi-musisi indie seperti grup band Kapal Udara dan Natinson serta Akram Hadinata yang merupakan solois dibalik soundtrack film Jalangkote Rasa Keju juga turut memberi pandangan atas kondisi umum krisis lingkungan yang terjadi hingga saat ini. Para musisi ini dalam hemat pengetahuannya menyatakan bahwa krisis lingkungan terjadi akibat kurangnya keasadaran diri untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Musisi Indie asal Makassar, Kapal Udara (Sumber: Akun Instagram Kapal Udara, @kapaludara)

Boby Pramsudi, salah satu personil Kapal Udara menerangkan persoalan lingkungan terjadi akibat merebaknya pandangan antroposentris yang mengantar manusia untuk berfikir memanfaatkan sumber daya alam hanya demi memenuhi kepentingan diri sendiri tanpa mementingkan makhluk hidup lainnya.

“Kerusakan lingkungan terjadi itu karena pandangan manusia yang sangat antroposentrik dalam artian menganggap manusia sebagai pusat di bumi jadi dia memanfaatkan sumber-sumber daya alam untuk kepentingan manusia tanpa memikirkan makhluk-makhluk hidup lain kayak binatang” tungkas Boby.

Natinson, grup musik akustik yang bersaudara (Sumber: IDN Times Sulsel)

Natinson, duo musisi akustik yang merupakan kakak beradik ini turut mengungkapkan pendapatnya terkait isu lingkungan. Diwakili oleh Nasrul, salah satu personilnya mengungkapkan beberapa persoalan yang terjadi disekitarnya, seperti penggunaan botol plastik bagi petani rumput laut di Bulukumba yang relatif masih mengabaikan botol yang telah dipakainya sehingga banyak berserakan di pesisir pantai, serta sampah plastik lain yang ia saksikan di wilayah muara sungai yang begitu banyak.

“Terakhir saya masukkan di Info Bulukumba masalah pantai-pantai di Bulukumba yang pantai-pantai perbatasan Bulukumba Bantaeng itukan petani-petani rumput laut itu pakai botol, saya biasa ji pungut-pungut botolnya di dekat rumah ku, ta’ satu kantong plastik ji saya pungut, sekalian olahraga-olahraga pagi toh” ungkapnya.

Pelantun Lagu Kebun yang dijadikan soundtrack film Jjalangkote Rasa Keju, Akram Hadinata (Sumber: Akun Instagram Akram Hadinata, @akram.hadinata)

Akram Hadinata pelantun lagu “Kebun” dalam soundtrack film Jalangkote Rasa Keju juga menyampaikan hal yang sama, yaitu persoalan pengelolaan sampah plastik yang tidak terkontrol hingga merebaknya konsep tentang diet plastik sebagai respon terhadap persoalan tersebut.

“Yang saya pahami sekarang, isu lingkungan kan sebenarnya sudah lama, tapi yang merebak sekarang seperti diet plastik, yang mengurangi konsumsi plastik baik itu yang masuk kedalam diri sendiri sama yang digunakan dan dibuang dan yang kedua adalah seperti hutan dan pesisir itu seperti salah satunya reklamasi,” ujar Akram.

Pemilik Gerai Kedai Buku Jenny sekaligus aktif menyelenggarakan kegiatan mikro-gigs, Zulkhair Burhan yang akrab disapa Bobby. (Sumber: Akun Instagram @kedaibukujenny)

Demikian pula diungkapkan oleh pemilik Gerai Kedai Buku Jenny, Zulkhair Burhan yang akrab dikenal dengan nama Bobby yang juga giat menggelar kegiatan mikro gigs. Bahwa Musik sangat bisa dijadikan sebagai medium untuk memicu bangkitnya kesadaran atas problematika lingkungan.

 “Menurutku, tentu banyak sekali persoalan lingkungan, yang tentunya perlu direspon. Kalau misalnya kita mau hubungkan musik sebagai medium. Seni termasuk musik di dalamnya, inilah saatnya”, ujar Bobby.

“Maksudnya sudah banyak musisi yang menggunakan musik sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau bahkan mereka dengan posisi nya sebagai artis, mereka mempunyai modal lebih untuk menyuarakan lebih lanjut, tidak hanya dalam karya terhadap isu-isu tertentu.” Tambahnya.

Berangkat dari keresahan para musisi terhadap hiruk pikuk problematika lingkungan, mereka pun turut berusaha memperbaiki diri sendiri agar dapat menerapkan gaya hidup peduli lingkungan. Hal ini disampaikan oleh Nasrul Natinson dan Akram Hadinata bahwa yang bisa mereka lakukan ialah memulai untuk bertindak dengan berangkat dari membiasakan diri menerapkan prinsip kepedulian terhadap lingkungan seperti memungut sampah yang berserakan dan mengurangi konsumsi plastik.

Di lain hal, Bobby menghimbau kepada para musisi dan juga orang-orang yang menyenangi aktivitas bermusik ataupun mereka yang punya keterkaitan dengan aktivitas musik, mulai dari produksi sampai distribusi, untuk saatnya memikirkan formula agar aktivitas kesenian dalam hal ini musik, dapat melampaui dari hanya sekedar melahirkan karya dengan mengusung isu tertentu dan kemudian dilempar ke publik untuk diinterpretasi, menjadi memikirkan tindak lanjut setelah karyanya telah dilempar. Musisi dihimbau untuk tidak menjadi pasif setelah karya ciptaannya yang berangkat dari keresahan itu dilempar ke publik. (Khalid Muhammad)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *