Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
Menlhk Tepis AMDAL KA Cepat Jakarta-Bandung Dipaksakan

Petugsa terminal sedang melakukan pengecekan kereta api cepat Amerika Serikat-Meksiko {Gambar: EPA}
Medialingkungan.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Situ Nurbaya Bakar menepis adanya anggapan bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kereta api cepat Jakarta-Bandung dipaksakan.
“Oh tidak, tidak. No, No ini tidak dipaksakan. (Amdal) sudah sesuai prosedur,” kata Siti seperti diwartakan Kompas saat kunjungan groundbreaking kereta api cepat di Walini, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/1).
Berdasarkan catatan yang ia kantongi, sosialisasi itu sudah dilakukan 21-23 Desember di beberapa kabupaten/kota. Misalnya, tanggal 21/12 di DKI Jakarta dan Bekasi, tanggal 22/12 di Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
Kemudian tanggal 23/12 di Purwakarta dan Karawang. “Jadi masyarakat sudah terinformasi,” katanya.
Kemudian, Siti juga mengakui bahwa seluruh dokumentasi administrasi telah dinyatakan lengkap dan masuk pada tanggal 13/01. Lalu, pada Senin (18/01) dilakukan rapat teknis amdal dan menampung semua masukan untuk bahan rapat komisi AMDAL pada Selasa (19/01). “Semua masukan di rapat amdal inilah yang keluar dari berbagai media,” tambahnya.
Semua masukan untuk amdal kereta cepat sudah dipertimbangkan. “Nah, hal-hal yang dipersoalkan tadi itu, semua sudah diakomodir. AMDAL itu sebenarnya satu paket terdiri dari analisis dampak lingkungan (ANDAL), RPL, RKL.”
Menurutnya, seluruh komponen itu telah terakomodir. “Itu satu paket,” imbuhnya.
Permasalahan longsor seperti yang dikhawatirkan, telah masuk dan telah disiapkan langkah mitigasinya. “Harus bedakan antara kereta cepat dengan kota pertumbuhan. Cara melihatnya dari kajian lingkungan hidup strategis,” tuturnya.
Selain itu, sambung Siti, terdapat tiga hal untuk melihat aspek lingkungan, yakni AMDAL, Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Life Cycle Assessment. Ia katakan bahwa AMDAL untuk kereta api cepat, saat ini telah sudah selesai.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan memakan biaya sekitar 5,5 miliar dollar Amerika atau sekitar Rp 72 triliun. Jika perkiraan tepat, maka proyek tersebut rampung pada 2018, dan dioperasikan pada 2019. {Fahrum Ahmad}