Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
Penggunaan BBM Bersubsidi Akibatkan Kualitas Udara Memburuk
Medialingkungan.com – Baru-baru ini WHO merilis bahwa setiap tahunnya 7 juta jiwa meninggal akibat pencemaran udara, dan itu adalah seperdelapan dari kematian di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 60.000 jiwa berasal dari Indonesia.
Padatnya kendaraan di Indonesia menjadi salah satu penyebab besarnya tingkat polusi terutama di wilayah perkotaan. Konsumsi BBM bersubsidi tersebut menghasilkan emisi yang jauh lebih kotor dibandingkan dengan BBM non subsidi.
BBM bersubsidi mengandung sulfur yang tinggi. Kandungan sulfur yang tinggi pada udara berpotensi untuk meningkatkan reaksi kimia yang berbahaya bagi kesehatan mansia yang menghirup udara tersebut.
Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Kementerian Lingkungan Hidup, Novrizal Tahar mengatakan, di Indonesia sekitar 97 persen masih menggunakan BBM bersubsidi yang kandungan sulfurnya lebih tinggi, sementara hanya 2,5-3,5 persen yang sudah menggunakan BBM non subsidi.
Hal ini akan berdampak pada menurunnya tingkat kualitas kesehatan masyarakat, seperti penyakit-penyakit pneumonia, stroke, penyakit jantung, penyakit paru-paru kronis, dan kanker paru-paru
Sementara itu, data-data nasional yang dikeluarkan terus menunjukkan penurunan tren kualitas udara perkotaan nasional. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun 2012 menunjukkan, terjadi tren penurunan kualitas udara secara nasional dari tahun-tahun sebelumnya.
Dengan kata lain, kualitas parameter SOx (sulfur dioksida), NOx (nitrogen dioksida), dan PM10 (partikulat) di kota-kota besar di Indonesia mengalami penurunan kualitas yang signifikan.
Secara nasional, konsumsi BBM bersubsidi mencapai 96-97% pertahun, hanya kurang lebih 3-3,5% yang mengkonsumsi BBM non subsidi yang jika jika diperhatikan, BBM non subsidi akan menghasilkan emisi yang lebih bersih. (AND)