Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
Sylva Indonesia PC. UNTAN Sulap Kebun Ubi jadi Arboretum
Oleh: Bendril Sepito
Mahasiswa Universitas Tanjungpura (UNTAN)
Universitas Tanjungpura (UNTAN) merupakan universitas negeri di kota Pontianak, Indonesia. Lokasi kampus UNTAN ini berada di kota Pontianak dan dengan mudah dapat dikenali dari adanya Tugu Digulis yang berada di muka kampus. UNTAN memiliki kawasan bekas kebun ubi dan jagung yang terbengkalai kemudian ditumbuhi rumput dan alang-alang yang berada di lingkungan UNTAN kini disulap oleh Sylva Indonesia PC. UNTAN menjadi Arboretum untuk pelestarian dan perlindungan bagi flora dan fauna spesifik Kalimantan Barat khususnya. Yang merupakan sebuah kawasan yang ditanami pepohonan dan tumbuhan lainnya sehingga membentuk struktur menyerupai hutan dan merupakan sebuah kawasan untuk pelestarian plasma nutfah di Kalimantan Barat.
Arboretum Sylva Indonesia PC. UNTAN berada di tengah kota Pontianak Kalimantan Barat tepatnya di lingkungan Untan. Secara geografis Arboretum Sylva Indonesia PC. UNTAN terletak diantara garis 6 23 21 LS – 109 21 07 BT.
Dalam pengelolaan secara teknisnya diserahkan penuh kepada Sylva Indonesia PC. UNTAN ( Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan) dengan luas 3,2 ha. Areal Arboretum Sylva Indonesia PC. UNTAN memiliki topografi yang relatif lebih datar dengan altitude 0 – 1 dpl. Struktur geologi Arboretum berdasarkan peta geologi mempunyai skala 1 : 2.000.000 terdiri dari batuan kuarter sedangkan tanahnya adalah alluvial.
Keinginan Sylva Idonesia PC. UNTAN untuk memiliki sebuah Arboretum (suatu Kawasan yang dapat Mengkoleksi Tanaman Hutan), tercetus pada masa kepengurusan Ir. Achmad Sanusi. T (Periode 1986 – 1988). Pencetusan ide pembangunan sebuah areal peletarian plasma nutfah yang sekaligus merupakan hijauan kampus ini dilatar belakangi oleh keinginan dalam menindak lanjuti salah satu hasil rumusan dari Seminar tentang Hutan Kota dan Hijauan Kampus yang diadakan pada tahun 1987.
Kemudian, pada tahun 1990 pada masa kepengurusan Ir. Gusti Kamboja (Periode 1988 – 1990) pada saat konfrensi nasional Sylva Indonesia di Bogor timbul gagasan untuk mengubah kawasan hijau tersebut menjadi sebuah kawasan Arboretum yang lokasinya berada disamping Gedung Fasilitas Bersama dengan luas lebih kurang 3,25 Ha. Kemudian Secara fisik pembangunan Arboretum yang baru dimulai dengan melakuan pembersihan semak belukar dengan melibatkan segenap pengurus dan anggota Sylva Indonesia PC. UNTAN yang terdiri dari angkatan 1984 sampai 1988 serta pengukuran yang dilakukan oleh Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah MSc. Qam, Ir. Fahrizal, Ir. Kamboja, Ir. Adi Mulya dan Ir. Budi Suriansyah.
Di masa awal penanaman pohon di Arboretum sempat beberapa kali mengalami kegagalan di karenakan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah struktur tanah yang buruk dan pemilihan jenis pohon yang ditanam kurang tepat dengan kondisi lapangan Pembangunan ini sempat tersendat karena selain kekurangan dana juga tidak ada badan khusus yang menanganinya. Menyadari akan hal itu, pada tanggal 5 Maret 1990 Ir. Kamboja mengadakan Diskusi Informal Pembangunan Arboretum dari hasil diskusi ini dipandang perlu adanya badan khusus untuk membangun Arboretum ini.
Pada tanggal 9 Maret 1990 beliau menunjuk Ir. Budi Suriansyah sebagai ketua pelaksana pembangunan Arboretum, dalam menjalankan mandat tersebut langkah awal yang dilaksanakan oleh pertama dan dilakukan oleh Ir. Budi Suriansyah adalah membentuk suatu organisasi badan khusus yang diberi nama Staff Arboretum (STAR ) yang anggotanya sebagian besar adalah dari angkatan 1987 dan sebagian lagi angkatan 1986 dan 1985. Selanjutnya guna adanya pusat segala kegiatan pembangunan Arboretum maka pada tanggal 24 Maret 1990 dibangunlah sebuah pondok kerja dengan ukuran 3 X 4 meter yang dinamai dengan sebutan CAPPA (Camp Pembinaan Dan Pengembangan Arboretum) dengan fasilitas persemaian dengan ukuran 2 X 4 meter.
Tujuan dibuatnya Arboretum adalah sebagai tempat pengembangan keanekaragaman hayati, tempat pengembangan pendidikan, pengembangan hutan kota serta sarana rekreasi dan hiburan bagi masyarakat.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan Arboretum Sylva Indonesia PC. Universitas Tanjungpura yaitu :
1. Melestarikan sumber daya alam berupa flora dan fauna yang merupakan aset ilmu pengetahuan ilmiah bagi orang banyak dan bagi generasi-generasi mendatang.
2. Mengembangkan Arboretum Sylva Indonesia PC. Universitas Tanjungpura menjadi sebuah replika hutan Kalimantan dengan mengkoleksi tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewakili hutan-hutan di Kalimantan Barat khususnya.
3. Mempertahankan nilai-nilai dari arti pentingnya keberadaan hutan, terlebih khusus keberadaan hutan atau ruang terbuka hijau didalam kota.
4. Meningkatkan upaya konservasi sumber daya hutan.
5. Meningkatkan fungsi dan nilai lahan yang terdapat di lingkungan kampus sehingga Arboretum Sylva Indonesia PC. Universitas Tanjungpura dapat menjadi hutan pendidikan dan penelitian, sebagai ruang terbuka hijau yang menciptakan iklim mikro dan nilai estetika serta mengembangkan sejumlah fasilitas yang dapat dinikmati oleh orang banyak tanpa merusak areal Arboretum Sylva Indonesia PC. Universitas Tanjungpura.
Pengelolaan kawasan Arboretum terus dilakukan hingga sekarang dengan kegiatan-kegiatan rutin seperti perawatan, pemeliharaan, perbaikan dan penanaman. Penanaman terus dilakukan hingga sekarang dengan tujuan menambah jenis-jenis tumbuhan baru yang belum ada sebelumnya di kawasan tersebut sehingga memperkaya koleksi tumbuhan hidup dari hutan.
Areal 3,2 Ha dibagi menjadi 20 Blok (Blok A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R.S,T ), 3 Bufferzone( bagian depan 2 dan dibelakan 1) dengan 3 parit utama.Disetiap batas blok terdapat parit-parit dengan tujuan mempermudah drainase dan proses penampungan air. Semua Blok dan bufferzone yang ada di Arboretum mempunyai luasan yang berbeda-beda dangan blok terkecil Blok I dan blok terbesar yaitu Blok S ,serta mempunyai tutupan tajuk yang berbeda.
Keadaan iklim pada di Arboretum adalah iklim tropis yang termasuk kedalam tipe A dengan nilai Q berkisar antara 0 – 26 % (Ferguson dan Schmidt), dengan curah hujan berkisar 130 – 399 mm dengan hari hujan berkisar 10 – 15 hari perbulan. Temperatur suhu udara bervariasi antara 22⁰ C – 30⁰ C dengan temperatur rata-rata 25⁰ C dan kelembaban udara relatif 84 – 89 % (sumber : data Riset Arboretum Sylva Indonesia PC. Universitas Tanjungpura dan BMG Kab. Pontianak, 2003).
Untuk jenis-jenis tumbuhan yang ada di Arboretum terdapat beberapa tumbuhan endemik kalimantan barat ada di sini diantaranya kawi (Shorea balangeran ), Ulin (Eusideroxsylon zwageri ), Jelutung (Dyra costulata), Agathis (Aghatis borneosis).jenis tanaman lain nya yang ada di Arboretum terdapat 214 jenis tanaman (data kpsda daon 2014).Dominasi tanaman yang ada di Arboretum saat ini banyak dari famili Euphorbiaceae, Rutaceae, Dipterocarpaceae, Myrtaceae,dan Moraceae. Selain itu juga Arboretum Sylva Indonesia PC. Universitas Tanjungpura memiliki koleksi ±43 jenis anggrek.
Kendala dalam pembangunan Arboretum telah berjalan hampir satu dasawarsa, dan bila disimak tahun demi tahun perjalanan tersebut akan jelas terlihat bahwa pembangunan Arboretum bukan suatu pekerjaan yang mudah dan ringan, karena berbagai permasalahan dan kendala seperti masih belum diakuinya secara sah areal Arboretum sebagai salah satu peruntukan ruang dalam pembangunan Untan disamping itu kurangnya pengetahuan dan persepsi dari sebagian besar kalangan Civitas Akademika tentang Arboretum ini mengakibatkan kurangnya dukungan dalam pembangunannya.
Pada sisi lain keterbatasan dana, sarana dan prasarana serta keterbatasan kemampuan pengelola menyebabkan pembangunan dan pengembangan Arboretum berjalan dengan lamban.
Arboretum adalah aset yang luar biasa, untuk itu sangat penting untuk dipertahankan keberadaannya karena banyak memiliki manfaat penting yang tidak bisa dipandang sebelah mata, untuk itu diperlukan bantuan dan partisipasi dari banyak pihak untuk mewujudkan mimpi-mimpi dalam pengelolaan kawasan ini kedepannya.