Ternyata Bangunan Hijau Dapat Tingkatkan Produktivitas Kerja

 Ternyata Bangunan Hijau Dapat Tingkatkan Produktivitas Kerja

Ilustrasi: Bekerja di ruangan hijau dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan pikiran (Gambar: Green Building Press)


Medialingkungan.com – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang yang bekerja di bangunan hijau dapat berpikir lebih baik di kantor, dan tidur lebih baik ketika mereka pulang kerumah. Seperti dilansir The Guardian, penelitian menunjukkan bahwa ventilasi, pencahayaan, dan kontrol panas yang baik dalam ruangan dapat meningkatkan performa para pekerja dan dapat meningkatkan produktivitas sampai 1000 USD per tahun. Hal ini juga menunjukkan bahwa aspek subjektif, seperti desain ruangan yang indah, dapat membuat para pekerja lebih bahagia, dan lebih produktif.

Dalam penelitian ini, dianalisis pekerja pada bangunan hijau bersertifikat di lima kota di Amerika Serikat, kemudian membandingkannya dengan pekerja lain di kota yang sama yang digunakan di kantor yang berbeda, yang dimiliki oleh perusahaan yang sama.

“Kami melihat skor fungsi kognitif yang lebih tinggi bagi pekerja di bangunan bersertifikat hijau, dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di gedung-gedung yang masih berkinerja tinggi, tetapi yang belum mencapai sertifikasi hijau,” kata Dr. Joseph Allen, Director of the Healthy Buildings program at the Harvard Center for Health and the Global Environment, di Harvard TH Chan School of Public Health, Amerika Serikat.

Para pekerja di bangunan hijau mencetak lebih dari 25 persen lebih tinggi dalam tes standar yang menggunakan game computer seperti The Sims untuk menilai kemampuan berpikir dan merencananakan.

“Alat ini menilai kinerja pengambilan keputusan yang kompleks, yang meniru pengambilan keputusan dunia nyata yang kita semua hadapi setiap hari dalam rutinitas kerja normal kami,” kata Allen.

Kualitas tidur para pekerja juga dinilai menggunakan jam tangan khusus dengan sensor yang mengukur lama waktu tidur, serta kegelisahan-kegelisahan dalam tidur (tossing, turning dan interupsi). Mereka yang bekerja di kantor hijau memiliki skor tidur 6 persen lebih tinggi.

“Saya rasa ini adalah salah satu temuan paling provokatif dalam penelitian ini – itu menunjukkan bahwa bangunan berdampak kami setelah delapan jam kami berada di sana untuk hari pekerjaan kami,” kata Allen.

Selanjutnya, para pekerja bangunan hijau dilaporkan 30 persen lebih sedikit gejala “sick building syndrome”, seperti sakit kepala, iritasi mata, dan pernapasan. Bangunan hijau memiliki ventilasi yang lebih baik oleh karenanya dapat menurunkan tingkat karbon dioksida dan bahan kimia yang disebut Volatile Organic Compounds (VOC) yang dihasilkan oleh produk furnitur dan karpet.

Bangunan hijau juga memiiliki pencahayaan yang baik, dengan lebih banyak memanfaatkan cahaya matahari. Penelitian telah menunjukkan bahwa hal ini dapat membantu memperkuat ritme sehari-hari serta meningkatkan kualitas tidur masyarakat.

Triliunan dollar AS telah dihabiskan untuk bangunan baru dalam lima tahun terakhir, sekitar sepertiga dari yang dihabiskan untuk bangunan hijau. Allen mengatakan penerapan bangunan hijau tidak lebih diutamakan karena persoalan politis dalam pemerintahan. Ini berarti biaya yang dikeluarkan Departemen Fasilitas tidak sebanding dengan manfaat ekonomi dan kesehatan pada perusahaan.

“Saya benar-benar berharap. Saya melihat sebuah komunitas real estate yang terlibat pada topik ini dan mulai mengerti bahwa mereka dapat membuat keputusan sekitar kesehatan yang akan berdampak pada orang-orang kelas bawah,” tegas Allen. (Muchlas Dharmawan)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *