Exxon Tolak Direktur Ahli Perubahan Iklim

 Exxon Tolak Direktur Ahli Perubahan Iklim

Exxon Mobile Company (Gambar: iwgus)


Medialingkungan.com — Salah satu perusahaan minyak terbesar yang bermarkas di Amerika Serikat, Exxon Mobil Corp, menolak usulan sebagian pemegang saham untuk mengangkat direktur yang memiliki keahlian di bidang perubahan iklim pada pertemuan tahunan di Dallas, AS, Rabu (27/05). CEO Exxon, Rex Tillerson menunjukkan penurunan keuntungan perusahaan akibat jatuhnya harga minyak mentah.

Tillerson menegaskan, harga minyak akan tetap rendah hingga dua tahun mendatang akibat suplai melimpah dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Seperti dikabarkan Guardian, sebelumnya, proposal untuk pengangkatan direktur yang menguasai isu perubahan iklim dari komunitas Katolik di Milwaukee pimpinan Pastor Mike Crosby telah masuk. “Jika mereka melakukan sesuatu 20 tahun lalu, saat ini kita bisa memiliki dunia berbeda,” ujar Pastor Crosby.

Namun, dewan direksi Exxon menolak usulan tersebut dengan dalih, para anggota dewan direksi memiliki keahlian di bidang sains dan teknologi, dan menganggap mampu menangani isu perubahan iklim.

Pemilihan direktur dengan latar belakang di bidang perubahan iklim hanya memperoleh dukungan 21 persen suara saja. Usulan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari produk mereka juga hanya mendapat dukungan 9,6 persen.

Sementara itu, di lain pihak, Chevron juga akan melakukan pemungutan suara pada Rabu (03/06) dengan desakan memilih direktur dengan latar belakang perubahan iklim. Dikabarkan, tahun lalu, 77 persen suara dalam rapat tahunan menolak usulan serupa. Namun, dDewan direksi kedua perusahaan minyak itu menolak ide tersebut. Mereka beralasan, butuh waktu puluhan tahun untuk mengembangkan teknologi menangkap emisi gas karbon secara ekonomis.

Hal ini membuat Komisi Keuangan Parlemen Norwegia dari dua kubu politik mendesak agar Sovereign Wealth Fund, kendaraan finansial yang dimiliki oleh Negara yang memiliki atau mengatur dana publik dan menginvestasikannya ke aset–aset yang luas dan beragam itu – bersedia menjual sahamnya bagi perusahaan dengan lebih dari 30 persen pendapatan atau pengeluarannya berkaitan dengan batu bara.

“Investasi pada perusahaan batubara berisiko pada iklim dan ekonomi masa depan,” Sebutnya dalam pernyataan bersama dari dua kubu politik itu. “Batubara adalah sumber energi paling bertanggung jawab untuk emisi gas rumah kaca. Ini merupakan kemenangan besar dalam perlawanan terhadap perubahan iklim,” kata Torstein Tvedt Solberg dari Partai Buruh, partai oposisi. Parlemen Norwegia akan melakukan pemungutan suara di parlemen pada Jumat (05/06). (Fahrum Ahmad)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *