Tanaman Anti Kanker Yang Terancam Punah

 Tanaman Anti Kanker Yang Terancam Punah

Taxus sumatrana, atau Cemara Sumatera yang berada di provinsi Sumatera (Gambar: bp)


Medialingkungan.com – Keberadaan Taxus sumatrana, atau Cemara Sumatera yang terancam punah, mestinya Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kehutanan terdorong untuk melakukan langkah konservatif terhadap tanaman tersebut. Hal itu disampaikan oleh San Afri Awang selaku Kepala Balitbang Kehutanan, dia mengungkapkan agar Balitbang segera melakukan penelitian konservasi jenis ini.

“Saya berharap Badan Litbang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pengelolaaan spesies lokal ini melalui riset serta mengetahui kandungan-kandungan bahan aktif didalamnya yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk obat, parfum atau lainnya,” ujar San dalam situs resmi Balitbang Kehutanan.

Tanaman yang tumbuh pada ketinggian 1.400 – 2.800 meter diatas permukaan laut (dpl) ini merupakan jenis tanaman yang paling dicari karena mengandung Taxane atau paclitaxel yang dapat diekstraksi sebagai obat yang sangat mujarab untuk kemoterapi berbagai jenis kanker.

Sementara itu, Asep Hidayat, salah seorang peneliti Balitbang Kehutanan menuturkan paclitaxel yang dikandung Cemara Sumatera itu memiliki efek samping yang kecil, efektif dan efisien dalam membunuh sel kanker sehingga paling popular dan dicari di dunia.

“Paclitaxel ini kemudian dipasarkan dengan nama dagang Taxol® dan hak pemasaran dipegang oleh Bristol-Myers Squibb (BMS) mulai tahun 1991,” jelasnya.

Secara alamiah, penyebaran Taxus meliputi negara Philiphina, Vietnam, Taiwan, Cina, dan termasuk Indonesia. Sedangkan di Indonesia sendiri, jenis ini dapat ditemukan di daerah Sumatera, seperti Gunung Kerinci (Jambi), Kawasan Hutan Lindung Dolok Sibuaton (Sumatera Utara), dan Gunung Dempo (Sumatra Selatan).

Kulit, daun, cabang, ranting, dan akar dari genus Taxus, merupakan sumber Taxane. Namun dalam sebuah buku yang diterbitkan Forda Press yang berjudul ‘Mutiara Terpendam dari Zamrud Sumatra’ menjelaskan bahwa hingga saat ini, tidak banyak informasi yang dapat diperoleh mengenai T. sumatrana yang tumbuh di Indonesia, baik dari segi ekologi maupun silvikultur. (Irlan)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *