IPCC : Kebakaran Hutan Meningkat 200 Persen pada 2090

 IPCC : Kebakaran Hutan Meningkat 200 Persen pada 2090

Kebakaran hutan di Riau yang menyebabkan kerusakan parah terhadap ekosistem setempat (gambar: dok)


Medialingkungan.com – Studi terbaru dari para ilmuwan menyoroti kenaikan suhu karena dampak dari perubahan iklim. Ilmuwan tersebut memprediksi bahwa dunia akan mengalami kekeringan yang berkepanjangan yang akan mengakibatkan potensi kebakatan hutan meningkat sebesar 200 persen.

“Di daerah yang lebih padat, kemungkinan terjadinya kebarakaran hutan meningkat secara dramatis. Kita bisa mencegah banyak kebakaran tersebut dengan menjadi lebih bertanggung jawab lagi,” ujar peneliti Andrey Krasovskii. Demikian dilansir dari Daily Mail, Selasa (09/09).

Mereka beranggapan, tingkat kebakaran bisa ditekan di bawah 50 persen. Organisasi nirlaba yang berbasis di Austria itu memberikan dua strategi untuk meredam efek buruk dari kebakaran hutan di masa akan datang.

Pertama adalah menyingkirkan kayu mati dari hutan sehingga kebakaran tak merambat dengan cepat. Kedua adalah kesigapan pemadam kebakaran yang harus ditingkatkan lagi.

Kendati demikian, untuk lahan hutan dengan luasan yang besar tentu akan membuat estimasi biaya, waktu, dan tenaga yang diperlukan akan besar pula. Untuk skala Indonesia, Kementerian Kehutanan telah mewaspadai beberpa daerah yang potensi kembali dan akan mengalami kebakaran hutan. Tingkat risiko kebakaran yang tinggi dan jumlah personil yang masih minim diyakini pemerintah masih akan kesulitan meredam laju kebakaran hutan di Indonesia.

Nikolay Khabarov, pemimpin penelitian itu menegaskan bahwa perdebatan tentang  efektivitas pengelolaan kebakaran hutan tidak perlu dibesar-besarkan. penindakan yang terintegrasi dengan baik berdsarkan usulan  tadi ia nyatakan bisa menjadi opsi terbaik untuk mengurangi risiko tersebut.

“Masih ada perdebatan tentang efektivitas pengelolaan kebakaran hutan. Studi ini menunjukkan bahwa hal itu dapat menjadi pilihan yang menjanjikan untuk melindungi hutan Eropa dari dampak perubahan iklim,” kata Nikolay.

Para peneliti dari panel antarpemerintah tentang perubahan iklim (IPCC) menilai bahwa tak ada yang dapat mengelak dari akibat perubahan iklim dan kebakaran hutan seperti badai, banjir, atau gelombang panas ke depannya.

“Selama tidak ada penanganan yang berarti dari sekarang, kita tidak bisa mengabaikannya,” ujar para peneliti IPCC.

Mereka menambahkan, konflik Bertambah Bila perubahan iklim tak segera diatasi, maka konflik kekerasan, kekurangan pangan, dan kerusakan infrastruktur yang cukup serius akan menjadi lebih luas lagi di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, sambungnya, kerusakan hutan yang ditimbulkan atas peristiwa tersebut juga mempengaruhi tatanan ekonomi yang berhilir pada keterpurukan angka kemiskinan yang makin meningkat serta kerusakan pada ekosistem laut. Sebab sesuai alur ekologis, kerusakan suatu ekosistem dapat mempengaruhi ekosistem lainnya.

Sesuai dengan hasil perdebatan terakhir, IPCC menyimpulkan bahwa saat ini dunia sedang berada dalam era perubahan iklim yang diakibatkan oleh manusia itu sendiri. Hal ini berujung pada pemanasan global di setiap benua dan lautan.

Sebelumnya, data International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA) mengatakan, di Eropa, lebih dari 95 persen kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia. Beberapa aksi manusia yang menyebabkan kebakaran di antaranya adalah membuang puntung rokok sembarangan, menggunakan api unggun yang tak dimatikan serta kesengajaan penggunaan api untuk membuka lahan.

Pembenahan mekanisme dalam penanganan kebakaran hutan harus lebih massif dan agresif lagi jika tak ingin fungsi ekologi semakin tertekuk.  Pengawasan terhadap pengelolaan hutan serta penindakan yang tegas dari aparatur hukum juga dinilai oleh sebagian lembaga lingkungan masih jauh dari tegas.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) sudah beberapa kali menyambangi otoritas berwenang untuk dalam bentuk surat atau menghampiri langsung guna memperingatkan hal demikian, namun tak ada implementasi dari pihak pemerintah dalam mewujudkannya.

Kementerian Kehutanan melalui Deputi III Kementerian Lingkungan Hidup, Arief Yuwono di Jakarta kemarin mengatakan bahwa telah lebih dari 20 ribu hektare hutan di Provinsi Riau habis  akibat kebakaran hutan di daerah tersebut mulai 2013 hingga saat ini dan Negara mengalami kerugian tak kurang dari 10 triliun.

Prediksi kenaikan menjadi 200 persen oleh IPCC bisa jadi benar jika penangan masih berada pada posisi stagnannya . (MFA)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *