Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
JK Saksikan Penandatangan Komitmen Kantong Plastik Berbayar
Medialingkungan.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyaksikan penandatangan nota komitmen oleh pemerintah daerah di 17 kota se-Indonesia mengenai sosialisasi kantong plastik berbayar yang diselenggarakan saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2016 di Celebes Conservation Center, Makassar Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 5 Maret 2016.
Selain Wakil Presiden, penandatangan itu juga disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dan setidaknya 4.000 warga masyarakat.
Nota Komitmen ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengakselerasi penekanan penggunaan plastik di Indonesia yang disepakati oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). 17 kota yang menandatangani nota komitmen itu adalah kota terpilih sebagai pilot project yang mengenakan beban biaya kantong plastik pada konsumen yang berbelanja di pasar ritel.
Ke 17 kota tersebut antara lain: Ambon, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Kendari, Bogor, Malang, Medan, Tangerang, Tangerang Selatan, Banda Aceh, Bandung, Depok, Jayapura, Pekanbaru, Semarang, dan Surabaya.
Keseriusan pemerintah Kota Makassar dalam menjalankan komitmen (uji coba) ini, juga diikuti oleh 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Jusuf Kalla mengemukakan bahwa kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi berimplikasi pada peningkatan jumlah produksi sampah setiap tahun. Bias peningkatan ekonomi ini akan berbanding lurus dengan tingkat konsumsi masyarakatnya. “Karena pendapatan meningkat, sekarang orang lebih sering belanja. Banyak belanja berarti makin banyak yang dibungkus,” tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu penemuan dari perkembangan teknologi yang mendorong kemudahan bagi masyarakat yang sederhana (tapi membahayakan) adalah kantong plastik murah. Namun, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai.
“Zaman dulu nasi, kue, dibungkus dengan daun. Sekarang hampir semua dibungkus plastik. Sampai beli onde-onde pun pakai plastik,” seloroh Kalla seperti dilansir tempo.co.
Kalla meminta masyarakat mulai mengubah perilaku dan kebiasaannya menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Tidak perlu menunggu kebijakan pemerintah. “Kita tidak bisa menghindari plastik, tapi paling tidak bisa dikendalikan,” sebutnya.
Selain itu, Kalla juga berharap agar cara pandang masyarakat terhadap sampah mulai bergeser, dari beban menjadi kawan. Sampah menurut Kalla, termasuk plastik, masih bisa dimanfaatkan dengan cara mendaur ulang untuk berbagai kepentingan. “Kita belajar dari sapi. Dagingnya kita makan, kulitnya bisa jadi sepatu, kotorannya bisa jadi pupuk. Tidak ada yang terbuang. Semua bisa bermanfaat,” kata Kalla.
Sementara itu, Siti Nurbaya mengatakan uji coba kantung plastik berbayar ini adalah upaya revolusi mental untuk mendorong kebiasan masyarakat untuk berperilaku ramah lingkungan.
Lebih lanjut ia jelaskan, pemerintah tidak bermaksud membebani masyarakat membayar sesuatu untuk sampah, melainkan untuk menanamkan prinsip bergaya hidup ramah lingkungan.
Masyarakat kata Siti, sebaiknya menggunakan tas sendiri yang dibuat dari bahan ‘non-plastik‘ saat berbelanja sebab meski kecil, namun dampaknya terhadap lingkungan hidup bisa besar. Sebaliknya, tas plastik meskipun kecil, namun terus menambah beban kepada lingkungan. “Selama ini, masyarakat sesunguhnya menyadari itu namun abai,” jelasnya. {Fahrum Ahmad}