Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
LPBI NU Sampang Desak Pemkab Sampang Merestorasi Terumbu Karang
![LPBI NU Sampang Desak Pemkab Sampang Merestorasi Terumbu Karang](https://medialingkungan.com/wp-content/uploads/2015/12/k2_items_src_ee9bc87b420b756ad4171d9571626ba4.jpg)
Aksi penenggelaman terumbu karang dan penataan terumbu karang buatan di peraian Pulau Mandangin {Gambar: LPBI NU}
Medialingkungan.com – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menyoroti kerusakan lingkungan laut di Kabupaten Sampang. LPBI NU menilai, kondisi ini sangat ironis, sebab selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang memandang sebelah mata dalam menyikapi rusaknya lingkungan terumbu karang di laut.
Menurut Ketua LPBI-NU Sampang, Hasan Jailani, lembaganya juga sering menyoroti kerusakan alam di dasar laut. Salah satunya, rusaknya terumbu karang di perairan Pulau Mandangin, Sampang. Akibat kerusakan itu, tiap tahunnya sebaran terumbu karang di perairan Pulau Mandangin menjadi berkurang.
“Untuk itu, kami mengajak Pemerintah Daerah ikut terlibat. Karena salama ini pemerintah tidak pernah menyentuh ke arah pelestaraian terumbu karang. Masyarakat juga harus bersama-sama menjaga alam. Karena kerusakan alam terjadi akibat ulah manusia,” tegas pria yang akrab dipanggil Mamak, Rabu (16/12).
Mamak menambahkan, untuk menanggulangi kerusakan terumbu karang. Pihaknya, pada Selasa (15/12) terlibat dalam kegiatan rehabilitasi Pulau Mandangin bersama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Pesisir dan Kelautan (PPLPK) dan Lembaga Pusat Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Kegiatan yang diisi dengan aksi penenggelaman terumbu karang dan penataan terumbu karang buatan di peraian Pulau Mandangin tersebut, melibatkan penyelam dari LPBI-NU Sampang, mahasiswa ilmu kelautan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), serta warga pulau mandangin yang tergabung dalam kelompok konservasi Tase’ Biru.
Penyelam dari LPBI-NU Sampang, Parmadi, mengatakan, kondisi terumbu karang di Pulau Mandangin saat ini banyak yang rusak dan berkurang. Salah satu faktornya batu karang diambil oleh nelayan dan juga karena penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dengan menggunakan potas.
”Kegiatan ini juga melibatkan masyarakat setempat untuk memberikan pemahaman akan pentingnya menjaga terumbu karang dan lingkungan perairan. Karena terumbu karang menjadi tempat berlindung dan bertelurnya ikan, jadi kalau termbu karang rusak maka ikan tidak ada. Yang rugi juga nelayan karena hasil tangkapan berkurang,” tukas penyelam yang akrab dipanggil Aar. {Fahrum Ahmad}