MSDC Ajak Warga Buat Komitmen Merawat Karang Pada World Coral Triangle Day 2014

 MSDC Ajak Warga Buat Komitmen Merawat Karang Pada World Coral Triangle Day 2014

Konvoi membawa tanda tangan sebagai komitmen dan ajakan kepada warga untuk mejaga karang dan ekosistem laut (Gambar:Fahrum)


Medialingkungan.com – Memperingati Hari Lautan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 8 juni, Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Hasanuddin melakukan campaign di sekitar Anjungan Pantai Losari untuk membuat komitmen bersama masyarakat yang ditandai dengan pengumpulan tandatangan di atas spanduk yang menyerukan pentingnya menjaga ekosistem laut, khususnya terumbu karang (coral).

Ketua panitia, Asri Febriawan Amansyah mengatakan, kampanye ini bertujuan untuk menginformasikan ke publik tentang kerusakan terumbu karang saat ini sekaligus memberikan proyeksi tentang potensi kelautan yang sangat besar. Ia menekankan agar pengelolaan laut harus sesuai dengan kaidah sustainable development.

“Kampanye ini akan memberikan masyarakat gambaran kerusakan coral saat ini, kemudian kita juga ingin memberi tahu bahwa potensi kelautan Indonesia sangat besar, sehingga harus kita kelola dengan baik dan berkelanjutan,” ujar Ketua Panitia yang akrab disapa Asri ini.

Kampanye yang dimulai sejak pukul 07.00 – 10.00 WITA ini, tak ayal menyedot perhatian masyarakat, khususnya di jalur car free day (CFD). Pasalnya, beberapa orang dari aktivis lingkungan ini menggunakan kostum yang terbuat dari kardus yang bertuliskan testimoni tentang perkembangan kondisi terumbu karang saat ini.

Salah satu kostum itu bertuliskan fakta-fakta tentang kondisi aktual terumbu karang. Dikatakan sekitar 75 persen spesies coral dunia terdapat di perairan Raja Ampat, Maluku Utara, Indonesia.

Diprediksikan, jika kerusakan coral terus meningkat, maka 70 persen spesies coral dunia akan lenyap pada tahun 2050.

Salah satu aktivis yang tergabung dalam aksi ini, Ulil Amri mengatakan, sekalipun terumbu karang hanya meliputi sekitar 15 persen dari permukaan bumi, namun sekitar 25 persen dari semua spesies ikan di bumi memiliki habitat di terumbu karang tersebut.

“Total terumbu karang di bumi meliputi 15 persen permukaannya dan 25 persen total ikan di bumi tinggal disana,” ungkap Ulil.

Menanggapi perubahan iklim, Ulil mengatakan, perubahan iklim memberikan dampak begitu besar terhadap coral. Pasalnya, batas toleransi suhu terumbu karang berkisar 30-31 derajat celcius, karena zooxanthela pada struktur tubuh terumbu karang dapat mati. Jika demikian, maka tidak ada lagi yang menyuplai makanan ke terumbu karang dan mengakibatkan pemutihan karang (bleaching) lalu mati.

Salah satu pengunjung yang memeberikan tanda tangannya sebagai bentuk komitmen perlindungan coral di Indonesia, Malik (47) berkomentar, “Sangat baik sekali kampanye ini, terumbu karang merupakan nyawa dari pesisir laut. Sejauh ini, pemerintah masih mengabaikan hal ini, padahal investasi di sektor kelautan dan perikanan sangat besar potensinya.”

Setelah tanda tangan pada spanduk terisi penuh, mereka kemudian konvoi di sekitar Anjungan Pantai Losari sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat yang belum sempat memberikan tanda tangan sebagai komitmen merawat SDA pesisir.

 

Asri juga mengemukakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung hingga tanggal 10 Juni. Rangakain kegiatan ini akan diteruskan dengan kuliah umum di Aula Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin pada hari Senin (09/06), kemudian akan dilanjutkan di Pulau Pajenekang, Kabupaten Pangkep, pada hari Selasa 10 juni mendatang.

Disana, tambah Asri, “kami akan melakukan penyelaman bersama, underwater clean up, dan beach clean up. Selain itu, kami juga akan mengadakan games, lomba mewarnai, nonton bareng, dan pembagian buku untuk warga Pulau Pajenekang.” (MFA)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *