NU Adakan Pelatihan Penanganan Darurat Bencana di Barru

 NU Adakan Pelatihan Penanganan Darurat Bencana di Barru

NU yang didukung DFAT dan beberapa stakeholder lain kembali gelar Pelatihan Penanganan Darurat Bencana, kali ini bertempat di Barru Sulawesi Selatan (Gambar: Warta LPBI NU)


Medialingkungan.com – Nahdlatul Ulama (NU) melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) bersama Department of Foreign and Trade (DFAT) Australia kembali menyelenggarakan Pelatihan Penanganan Darurat Bencana, pada Kamis (24/11) sampai Minggu (27-11) di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Pelatihan Penanganan Darurat Bencana dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menghadapi situasi darurat  bencana baik siaga maupun tanggap darurat.

Beberapa persoalan seringkali terjadi saat melakukan penanganan tanggap darurat, diantaranya bantuan tidak sesuai dengan kebutuhan, keamanan dan perlindungan tidak terjamin, informasi yang simpang siur, keterbatasan waktu, keterbatasan penanganan penderita gawat darurat, dan kendala koordinasi. Terkait hal tersebut, diperlukan suatu sistem dan cara untuk mengantisipasi persoalan-persoalan yang seringkali muncul dalam melakukan upaya tanggap darurat.

Pelatihan Penanganan Darurat Bencana merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan yang terjadi saat melakukan upaya tanggap darurat. Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari perwakilan stakeholder, diantaranya BPBD Kabupaten Barru, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, karang taruna, UKM Sipatokkong, KPM Desa Lalabata, Fatayat NU, IPNU, GP. ANSOR, dan PC.LPBI NU Kabupaten Barru.

Beberapa materi yang diberikan dalam pelatihan ini, diantaranya: Teknik Penyusunan Sistem Peringatan Dini Terpadu Berbasis Komunitas; Teknik Penyusunan Rencana Evakuasi Mandiri Berbasis Komunitas; Teknik Penanganan Penderita Gawat Darurat; Teknik Penyusunan Rencana Kontinjensi; dan Teknik Penyusunan Sistem Komando Tanggap Darurat berbasis Desa. Seluruh materi selanjutnya dipraktekkan dalam gladi lapang yang dilaksanakan pada hari terakhir.

Dr. Muhammad Syahrir, selaku Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, dalam sambutannya pada acara pembukaan, menyampaikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama (NU) yang telah melaksanakan Pelatihan Penanganan Darurat Bencana di Kabupaten Barru. Syahrir mengatakan pelatihan ini dilaksanakan untuk mempersiapkan peserta menjadi kader militan untuk penanggulangan bencana.

“Akhir-akhir ini frekuensi kejadian bencana semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bukan hanya dari sisi intensitasnya saja, tetapi resiko bencana yang timbul juga semakin besar. Pengalaman menunjukkan bahwa banyaknya korban diakibatkan oleh penanganan yang tidak efektif,” kata Syahrir.

“Kerja bencana memerlukan kerjasama semua stakeholder, serta koordinasi semua pihak terkait. Dengan demikian bencana membutuhkan penanganan yang terpadu, dan tidak bekerja sendiri-sendiri,” tambahnya.

Ketua PCNU Kabupaten Barru, Dr. Irham Djalil Aliah, M.Ag. yang hadir dalam pelatihan memberikan arahan bahwa NU akan selalu menjaga NKRI dan mempertahankan pancasila. Apa yang dilakukan hari ini akan menjadi kerja nyata sesungguhnya bagi komunitas untuk meningkatkan kapasitas guna membekali diri untuk melakukan kerja-kerja kemanusiaan yang lebih baik.

“Kita sudah bertekad untuk melakukan kontribusi pembangunan sesuai kapasitas kita masing-masing. seluruh peserta pelatihan merupakan kader militan yang akan selalu siap dalam melakukan kegiatan-kegiatan kebencanaan dan kemanusiaan. Diharapkan 30 peserta ini dapat menularkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki kepada orang lain, sehingga ke depan masyarakat Barru memiliki kapasitas yang cukup dalam melakukan kegiatan kebencanaan,” ujarnya.

Deputy Program Manager SLOGAN-STEADY LPBI NU, Rurid Rudianto juga turur menyampaikan bahwa kontribusi relawan penanggulangan bencana harus diberikan mulai pra, saat hingga pasca bencana. Dalam pelatihan ini akan diberikan materi tentang mengelola pos komando tanggap darurat, serta ketrampilan memberikan pertolongan kepada korban bencana agar tidak menyebabkan terjadi bencana lain.

“Diharapkan semua pihak yang terlibat dalam pelatihan dapat bekerja sama, saling memberikan kontribusi pemikiran dan pengalaman. Pasca pelatihan nanti akan dibentuk tim tanggap darurat yang akan difasilitasi oleh PP. LPBI NU. Ke depan diharapkan tim tanggap darurat ini selalu siap jika dibutuhkan Kabupaten Barru maupun oleh Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Rurid. (Muchlas Dharmawan)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *