Pengamat Properti: Gipsum Material paling Ramah Lingkungan

 Pengamat Properti: Gipsum Material paling Ramah Lingkungan

Contoh penggunaan material gipsum pada partisi bangunan (Gambar: plafonpartisi)


Medialingkungan.com – Pengamat properti sekaligus Executive Technical Director Topotels, Ojahan Oppusunggu, memandang tren bangunan di masa depan harus beralih dengan penggunaan material konstruksi yang ramah lingkungan.

Ia menilai bahwa penggunaan material harus digunakan secara komprehensif. “Material-material yang digunakan harus bersifaat ramah lingkungan yang bisa didaur ulang sehingga tidak mencemari lingkungan. Misalnya kalau terbuat dari kayu, kayunya itu produksi dari hutan tanaman industri dan berasal dari pohon-pohon yang bisa ditanam kembali,” kata Ojahan pada metroTV di Jakarta, pada Rabu (22/10).

Ia menekankan, para developer dan pelaku usaha lainnya di bidang konstruksi harus terus mendorong penggunaan material yang ramah lingkungan meskipun saat ini material ini dinilai belum ekonomis. “Biaya konstruksinya memang lebih tinggi, sehingga kadang mengorbankan sisi kepedulian terhadap lingkungan,” jelasnya.

Ojahan menyontohkan, salah satu material yang ramah lingkungan yakni penggunaan gipsum. Menurutnya, material yang sudah akrab dengan bangunan-bangunan di Indonesia ini bisa dipastikan lebih aman daripada menggunakan bata. “Bahkan di dalam makanan yang kita makan pun terkandung gipsum, seperti pada susu. Jadi bisa dipastikan bahwa material gipsum itu jauh lebih aman daripada bata,” selorohnya.

Ia menambahkan, selain lebih fleksibel, kelebihan gipsum dibandingkan batu bata adalah dapat meredam kebisingan dan anti jamur. Selain itu, gipsum bisa melindungi terhadap api dan empat kali lipat mengurangi panas ruangan. (MFA)


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *