Reklamasi Sulitkan Nelayan Mencari Ikan

 Reklamasi Sulitkan Nelayan Mencari Ikan

Konvoi Perahu Nelayan Tolak Reklamasi Teluk Jakarta. {Yoppy Renato}


Medialingkungan – Reklamasi Pantai Utara Jakarta menyisakan polemik panjang. Segala tindakan tentunya akan memberikan dampak baik positif maupun negatif. Begitu pula pada kebijakan mengenai reklamasi terhadap ekosistem pesisir dan laut Teluk Jakarta.

Menurut Tigor Hutapea, Lembaga Bantuan Hukum JAKARTA, nelayan mengalami dampak langsung dari proyek reklamasi. Hal itu berpengaruh terhadap nelayan tradisional yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Reklamasi membuat wilayah perairan untuk nelayan tradisional di Teluk Jakarta melaut semakin berkurang. Beberapa harus mencari ke wilayah lain, bahkan ada yang tidak bisa melaut lagi karena wilayah tangkapannya khusus di daerah tertentu yang sudah diuruk.

Pemukiman nelayan di wilayah pesisir Teluk Jakarta berpotensi untuk digusur karena reklamasi sendiri memang diperuntukan untuk pembangunan bagi masyarakat kelas menegah dan atas. Hal itu tertuang dalam Pasal 127 ayat (1) huruf m Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2030.

Hal tersebut merupakan tindakan diskriminatif karena hanya mementingkan pihak kelas menengah dan kelas atas tanpa memikirkan kehidupan para nelayan. Padahal hak untuk bertempat tinggal yang layak dan mendapat lingkungan hidup yang baik terjamin untuk seluruh orang tanpa memandang kelas di masyarakat sesuai Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945.

Namun Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok, mengatakan bahwa tanpa reklamasi pun mencari ikan di Teluk Jakarta sudah sulit.

Seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com, mengatakan “Sebelum reklamasi juga sudah susah cari ikan di Teluk Jakarta, mana ada ikan di Teluk Jakarta, kamu kira teluk di Belitung,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta (14/4/16).

Bahkan menurut orang nomor satu Jakarta ini, di daerah Marunda yang belum direklamasi pun nelayan sudah sulit mencari ikan. Untuk tambak kerang hijau, Ahok justru mempertanyakan kualitas kerang tersebut. Pasalnya, menurut dia, apabila mengandung logam berat di atas batas, kerang tersebut tak layak dikonsumsi. Ia bahkan mengaku sudah ingin menutup tambak kerang ini. {Zidny Rezky/Ilham Nasir}


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *