Konsultasi AMDAL Tambang emas PT. ASA dianggap kurang partisipatif
Empat Petugas TN Garamba Kongo Tewas Dibunuh Pemburu, Populasi Gajah Mengkhawatirkan

Para petugas patroli di kawasan konservasi Taman Nasional Garamba di Republik Demokratik Kongo (Gambar: ABC News)
Medialingkungan.com – Empat penjaga patroli tewas di Taman Nasional Garamba di Republik Demokratik Kongo setelah berusaha melindungi gajah dari para pemburu liar yang telah melakukan perburuan di sebelah barat Azande, Kongo.
Sebelumnya, petugas telah melacak keberdaan para pemburu, bahkan hingga ke kamp persembunyiannya. Namun, tim patroli yang berjumlah sepuluh orang itu dikabarkan kalah jumlah dari para pemburu.
Aksi saling tembak terjadi. Empat petugas tewas dan enam petugas patroli yang selamat dilarikan menggunakan helikopter (yang datang saat mendengar aksi baku tembak itu) untuk dievakuasi dan diberikan pertolongan pertama.
Keempat jenazah petugas itu ditemukan pada Kamis (08/09), ketika unit patroli kembali ke lokasi kejadian.
Kematian petugas ini menambah rentetan tewasnya tim patroli di Taman Nasional Garamba menjadi delapan orang.
Insiden terbaru ini membuat Taman Nasional Garamba terkenal sebagai rumah bagi banyak pemburu dan kelompok bersenjata, termasuk Ketua The Lord’s Resistance Army (LRA), Joseph Kony, seperti yang dilaporkan ABC News.
Menurut manajer Taman Nasional Garamba, jumlah sengketa antara pemburu dan penjaga terus meningkat. “Kami telah bekerja lebih keras, kami telah melakukan perluasan zona perlindungan untuk menutupi seluruh taman nasional dalam enam bulan terakhir, dan ini telah membawa kita ke sejumlah konfrontasi dengan berbagai kelompok bersenjata,” katanya.
Ia menambahkan, terdapat sekitar 30.000 Gajah Afrika dibunuh setiap tahun oleh perburuan – sebagian besar untuk memasok gading ke negara-negara Asia – dan kegiatan ini telah memberikan kontribusi terhadap penurunan sekitar 60 persen dari populasi gajah Afrika selama dekade terakhir.
Pihaknya memperkirakan bahwa dengan tingkat perburuan saat ini, populasi akan habis dalam lima tahun, dan populasi gajah akan habis dalam dua dekade.
Sementara itu, para ilmuwan juga terus melakukan yang terbaik untuk membantu perang melawan pemburu. Mereka menciptakan kamera mata-mata untuk mengawasi perburuan cula badak, memfasilitasi pengawasan wilayah menggunakan drone, dan menggunakan model matematika untuk memprediksi di mana keberadaan pemburu.
Sebelumnya, PBB juga menyerukan agar negara-negara anggota meningkatkan upaya perlawanan terhadap perdagangan dan perburuan. Utamanya untuk perburuan Badak Putih bernama Sudan di Taman Konservasi Ol Pejeta, Kenya.
Sudan merupakan satu-satunya satu-satunya badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni) jantan yang tersisa di seluruh dunia. Untuk melindunginya dari perburuan, culanya dihilangkan dan dipasangi pemancar radio agar pergerakannya terlacak.Selain itu, Sudan juga dijaga siang malam sepanjang 24 jam oleh para petugas patroli bersenjata di Taman Konservasi Ol Pejeta. {Fahrum Ahmad}