Kotornya Sungai Citarum Dibahas Khusus di Siaran TV Inggris

 Kotornya Sungai Citarum Dibahas Khusus di Siaran TV Inggris

Herman dalam tayangan siaran TV Inggris yang mebahas khusus kotornya sungai Citarum Indonesia


Medialingkungan.com – Setelah di masukkan dalam daftar tempat paling tercemar di bumi pada tahun 2013 lalu oleh organisasi nirlaba Blacksmith Institute yang berbasis di New York dan Green Cross  asal Swiss, Kemarin, Sungai Citarum kembali dibahas secara khusus di media televisi asal Inggris.

Kotornya Sungai Citarum yang melintasi Jawa Barat telah menarik perhatian dunia. Seperti dikutip dari Daily Mail, siaran televisi bertajuk Unreported World, The World’s Dirtiest River ini telah disiarkan pada Kamis malam sekitar pukul 07.30 waktu London.

Dalam reportase tersebut, Channel 4 yang beroperasi di inggris ini mengamati seorang warga bernama Herman yang dulunya berprofesi sebagai nelayan yang menangkap ikan di sungai tersebut, kini beralih profesi menjadi pemulung sampah.

Hal ini disebabkan karena ia tak lagi memperoleh ikan di sungai Citarum akibat jumlah debit sampah yang kian bertambah hingga menutupi keseluruhan permukaan sungai hingga menyebabkan pencemaran air dan kematian ikan-ikan di sungai.

“Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di permukaan,” cerita Herman. Sebuah laporan mengatakan bahan kimia beracun dan sampah yang dibuang di sungai ini telah membunuh 60 persen stok ikan di sana.

Menurut penduduk setempat, di samping limbah rumah tangga, pabrik-pabrik tekstil ilegal juga berperan besar dalam pencemaran sungai. Mereka membuang limbah bahan kimia pada malam hari. Air bisa berubah warna menjadi merah, hijau, kuning, dan hitam karenanya.

Sementara itu, hasil pelaporan Blacksmith menyebutkan bahwa lebih dari 500 ribu orang terkena dampak langsung  pencemaran di  Sungai Citarum dan lebih 5 juta orang terkena dampak tak langsung akibat limbah polusi kimia yang dibuang di sungai dan terbawa aliran air.

Hal ini tentunya membuat sungai dan sejumlah sumur warga yang dekat dengan sungai tercemar merkuri hingga empat kali lipat dari ambang batas normal. Meski demikian, lebih dari 35 juta orang masih mengandalkan air Sungai Citarum untuk minum dan mencuci.

Meski pencemaran sungai terang-terangan terjadi, tapi sepertinya upaya penegakan hukum di Indonesia belum mampu menanganinya. “Ada aturan, tapi tidak ditegakkan,” kata Herman kepada reporter Channel 4, Seyi Rhodes.

Program televisi ini tidak menyebutkan secara detail perusahaan tekstil yang terlibat dalam pencemaran. Namun, menurut laporan Greenpeace tahun lalu, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Citarum, yakni PT Gistex Group, diduga terkait dengan pencemaran ini. Perusahaan ini diduga telah memiliki hubungan bisnis dengan Gap, H&M, dan Adidas.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 23% kematian dinegara berkembang disebabkan oleh pencemaran lingkungan, dan anak-anak adalah korban terbanyak akibat pencemaran itu. (MFA)

 


Redaksi Medialingkungan.com

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *